Abstract: |
Tujuan makalah ini untuk mengestimasi: (1) kontribusi agroforestri kopi dalam
mempertahankan cadangan karbon di tingkat lanskap, (2) besarnya time-averaged C stock agroforestri kopi di Indonesia. Estimasi perubahan cadangan karbon di sub-DAS Kali Konto (Malang, Jatim) dilakukan dengan mengukur cadangan karbon di hutan
alami, agroforestri kopi, perkebunan dan tanaman semusim menggunakan metode
RaCSA (Rapid Carbon Stock Appraisal), pada Juni-Desember 2008. Time-averaged C
stock agroforestri kopi multistrata, agroforestri sederhana kopi dan kopi monokultur diestimasi dari pengukuran di Malang, Jember, Lombok Barat, Lampung Barat.<\br>
Alih guna hutan menjadi lahan pertanian di sub-DAS Kali Konto (23810.13 ha)
selama 15 tahun, menyebabkan kehilangan karbon 25924 Mg th-1 atau setara 1.48 Mg
ha-1. Kehilangan karbon tersebut dari hutan alami 1.09 Mg ha-1 th-1, perkebunan 0.25 Mg ha-1 th-1, dan agroforestri berbasis kopi 0.05 Mg ha-1 th-1. Meningkatnya luasan tanaman semusim terjadi perolehan (sequestrasi) karbon hanya 0.03 Mg ha-1 th-1 (3% dari total karbon yang hilang dari hutan), sehingga jumlah perolehan tersebut belum dapat menggantikan kehilangan karbon dari alih guna hutan.<\br>
Pengelolaan lahan yang benar sangat menentukan besarnya cadangan karbon.
Untuk Indonesia, laju pertumbuhan cadangan karbon pada agroforestri multistrata kopi
0.9–1.86 Mg ha-1 th-1 dan agroforestri sederhana (umumnya milik masyarakat) 0.6–0.97 Mg ha-1 th-1 dan 2.8 Mg ha-1 th-1 di kebun percobaan. Sedang pada kopi monokultur hanya 0.5 Mg ha-1 th-1. Dengan demikian time-averaged C stock agroforestri kopi di Indonesia (umur kopi 15 tahun) sekitar 41 Mg ha-1, dan lahan kopi monokultur (12.5 Mg ha-1) sekitar 30 Mg ha-1 lebih rendah. |
|