Book |
 |
|
Title | Kebijakan dan Strategi "Pertanian Hijau" Indonesia: Menjembatani Kesenjangan antara Aspirasi dan Aplikasi | Author | Beria Leimona, Sacha Amaruzaman, Bustanul Arifin, Fitria Yasmin, Fadhil Hasan, Herdhata Agusta, Peter Sprang, Steven Jaffee and Jaime Frias | Year | 2015 | Publisher | World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program | City of Publication | Bogor, Indonesia | Number of Pages | 78 | Call Number | BK0181-15 | ISBN | 978-979-3198-77-4 | |
Abstract: |
Kebijakan pertanian Indonesia telah mengakui pentingnya pelaksanaan praktik pertanian
hijau (green agriculture) bagi aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi. Sebagian besar
strategi nasional pertumbuhan hijau (green growth) diarahkan untuk mengurangi dampak
negatif sektor pertanian terhadap lingkungan hidup. Namun demikian, seringkali
strategi tersebut tidak dilakukan secara komprehensif dan bersifat sporadis. Hal ini
menyebabkan kesenjangan antara aspirasi dengan aplikasi konsep pertanian hijau.
Studi ini memberikan gambaran tentang konsep pertanian hijau, kebijakan dan strategi
yang terkait dengan konsep tersebut, instrumen yang lazim digunakan, serta kondisi
yang ada di lapangan. Studi ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan berikut: Apa
pemicu utama serta dampak negatif terhadap degradasi lingkungan yang berhubungan
dengan pertanian komersial? Apa saja karakteristik utama dari strategi serta kebijakan
pemerintah yang terkait dengan pertanian hijau? Apa saja mekanisme, instrumen serta
peraturan yang telah dan sedang diterapkan oleh pemerintah dan sektor swasta guna
mencapai pertanian berkelanjutan? Apa saja kekuatan serta kelemahan kapasitas yang
ada untuk menerapkan pertanian hijau? Dan terakhir, apa saja faktor-faktor utama yang
berkontribusi terhadap adanya kesenjangan antara aspirasi dan aplikasi di lapangan?
Pembahasan difokuskan pada lima komoditas utama berdasarkan daya saing serta
kontribusinya terhadap risiko lingkungan hidup dan sosial, yakni; karet, kopi, kakao,
kelapa sawit, dan padi. Keempat komoditas pertama memiliki permintaan pasar
global yang kuat, sehingga meningkatkan ancaman degradasi lingkungan namun
sekaligus peluang untuk mendorong pertanian berkelanjutan dengan dukungan dari
masyarakat internasional terhadap komoditas yang berkelanjutan. Sedangkan beras
(padi) merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia dan memiliki permintaan
domestik yang tinggi. Untuk semua komoditas tersebut, tantangan lingkungan yang
dihadapi seringkali diikuti dengan konflik sosial, kemiskinan di wilayah pedesaan, dan
ketidakpastian mata pencaharian yang rentan terjadi akibat perubahan iklim maupun
karena guncangan sosial politik. |
|