Kemarau panjang dengan suhu udara tinggisaat ini lebih sering terjadi dan dapat mempengaruhi perkembangan tanaman yangmenjadi sumber pendapatan petani agroforestri. Setiap tanaman memiliki ketahananterhadap kemarau yang berbeda, jika dalam satu kebun agroforestri ditanamtanaman yang semua rentan terhadap kemarau maka pendapatan petani akan menurunsecara drastis pada musim kemarau. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitianuntuk mengetahui ketahanan jenis tanaman yang biasa ditanam di kebun agroforestripetani, sehingga bisa disarankan kombinasi jenis yang ideal untuk ditanam dikebun agroforestry daerah yang sering mengalami kemarau panjang seperti diSulawesi Tenggara. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara terhadap 30petani di Sulawesi Tenggara untuk mengetahui respon tanaman (kayu-kayuan,buah-buahan dan perkebunan) yang biasa ditanam di kebun agroforestri di SulawesiTenggara, 4 bulan setelah akhir musim kemarau panjang yang terjadi pada tahun2014 yang merupakan tahun terpanas selama 135 tahun terakhir di dunia.Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, berdasarkan pengamatan di kebun agroforestmereka, tanaman kayu-kayuan lebih tahan terhadap kekeringan jika dibandingkandengan tanaman perkebunan dan buah-buahan. Persentase tanaman yang muda yangmati lebih dari 20% terjadi pada durian, karet, rambutan, langsat, cengkeh danpala, sedangkan yang kurang dari 20% terjadi pada merica, jeruk dan kakao.Tanaman yang tahan kekeringan adalah kelapa dan mangga. Untuk tanaman yangtidak tahan terhadap kekeringan, sebaiknya dinaungi dan disiram pada tanamanmudanya. Sedangkan untuk tanaman tua, perlu dilembabkan daerah sekitar akarnya.Pengkombinasian tanaman yang tahan dan tidak tahan terhadap kekeringan perludilakukan di kebun agroforest untuk menjamin keberlangsungan produksi di musimkemarau panjang. |