ICRAF Publication Detail Page

Publication Details

Paper
PP00389-16
TitleAgroforestri Kompleks di Bantaeng Sulawesi Selatan: Pentingnya Peran Petani sebagai Agen Penyangga Keanekaragaman Hayati Tumbuhan
AuthorDienda C.P. Hendrawan, Degi Harja, Subekti Rahayu, Betha Lusiana and Sonya Dewi
Year2016
Parent TitleProsiding Seminar Nasional Agroforestry 2015 tanggal 19 Nopember 2015 di Bandung
City of PublicationCiamis, Indonesia
Pages351-356
Call NumberPP00389-16
Keywordsagroforestri, intervensi manusia, jenis tumbuhan, regenerasi alami, Bantaeng
Abstract:

Sistem agroforestri dianggap mampu menjalankan sebagian fungsi ekologi hutan, termasuk dalam mempertahankan keanekaragaman hayati tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh intervensi manusia/petani dalam mempertahankan keanekaragaman hayati tumbuhan di lahan pertanian. Koleksi data mencakup 133 plot dari 30 orang petani yang tersebar di 15 desa di Kabupaten Bantaeng. Petak contoh berukuran 50 m x 40 m ditempatkan pada masing-masing unit pengelolaan lahan contoh untuk pengamatan tingkat pohon, sub-petak berukuran 10 m x 10 m, 5 m x 5 m dan2 m x 2 m masing-masing sebanyak tiga buah dibuat secara bersarang untuk pengamatan tiang, pancang dan semai. Semua jenis tumbuhan yang dimanfaatkan dicatat dan ditanyakan asal-usul bibit atau benihnya kepada pemilik lahan. Plot petani yang diamati terdiri atas 48% agroforestry kompleks, 33% agroforestri sederhana, 8% agroforestri kayu dan 11% tumbuhan semusim. Regenerasi alami merupakan mekanisme yang banyak dijumpai di lahan agroforestri kompleks (42%) dan lahan agroforestri kayu (33%), sedangkan tumbuhan di lahan agroforestry sederhana (37%) dan tumbuhan semusim (54%) berasal dari pembibitan. Secara keseluruhan 54% tumbuhan di lahan petani hadir karena intervensi manusia, sementara 46% karena faktor alami. Dari seluruh plot yang diamati, ditemukan 114 spesies tumbuhan yang dimanfaatkan, 3 spesies diantaranya termasuk komoditas utama di Bantaeng, yaitu Theobromacacao, Ceiba pentandra, dan Coffea arabica. Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener tertinggi berada pada penggunaan lahan agroforestri kompleks dengan kisaran 1 - 2.8 (1.9), sedangkan pada hutan alami berkisar antara 2.3 - 2.8 (2.5). Hasil studi menunjukkan bahwa agoroforestri kompleks di Kabupaten Bantaeng mampu menyangga hingga 75% keanekaragaman hayati hutan.

Download file(s): Click icon to download/open file.
  File Size Description
download file 617 KB Softcopy
Viewed in 220 times. Downloaded in 144 times.