ICRAF Publication Detail Page

Publication Details

Working Paper Series
WP00216-17
TitleSeri Agroforestry dan Kehutanan di Sulawesi: Keanekaragaman Hayati Jenis Pohon pada Hutan Rakyat Agroforestri di DAS Balangtieng, Sulawesi Selatan
AuthorM. Siarudin, Aji Winara, Yonky Indrajaya, Anas Badrunasar, Subekti Rahayu and James M Roshetko
Year2017
Series NumberWorking paper no. 253
Number of Pages74
Call NumberWP00216-17
Abstract:
Agroforestri merupakan sistem penggunaan lahan yang banyak dipraktekkan oleh masyarakat di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Balangtieng, Sulawesi Selatan. Dalam konteks pengelolaan suatu DAS, sistem agroforestri memiliki peran penting tidak hanya sebagai penyedia produk kayu dan perkebunan tetapi juga jasa lingkungan air, karbon dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengkaji nilai keanekaragaman jenis pohon, serta manfaatnya bagi masyarakat di DAS Balangtieng. Penelitian dilaksanakan di wilayah DAS Balangtieng yang merupakan secara administratif terletak pada 4 Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu Bulukumba, Bantaeng, Gowa dan Sinjai yang meliputi 37 desa dalam 6 kecamatan. Pengamatan keanekaragaman jenis pohon dilakukan dengan metode Quick Biodiversity Survey (QBS) yang merupakan pelengkap dari metode Rapid Agro-Biodiversity Appraisal (RABA). Pengamatan dilaksanakan pada 120 plot yang mewakili 6 Sistem Penggunaan Lahan (SPL) agroforestri, yaitu: Sistem kelapa, sistem jambu mete, sistem coklat, sistem cengkeh, sistem kopi dan sistem kebun campuran. Pengamatan juga dilakukan pada kawasan hutan yang ada di wilayah DAS Balangtieng sebagai pembanding. Selain itu wawancara dan kuisioner dilakukan terhadap 29 petani pemilik lahan untuk mengetahui pemanfaatan jenis pohon yang dilakukan oleh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman hayati dan kekayaan jenis tumbuhan pepohonan pada berbagai SPL agroforestry di sekitar DAS Balangtieng tergolong rendah hingga sedang dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi berada pada agroforestry kebun campuran dan terendah pada agroforestry jambu mete dengan tingkat kesamaan komunitas antar SPL tergolong rendah hingga sedang. Sebagian besar struktur vegetasi agroforestry di sekitar DAS Balangtieng tidak normal dan kurang menjamin proses regenerasi alami tumbuhan disebabkan adanya pengelolaan yang intensif. Sistem perkebunan intensif menyebabkan berkembangnya jenis-jenis komersil dengan nilai ekonomi tinggi (cengkeh, lada) dan cepat tumbuh (gmelina, suren, afrika) disisi lain menjadi salah satu sebab berkurangnya jenis-jenis asli yang tidak komersial/kurang dikenal atau berdaur lama (seperti pohon Laniki, Bae, Bulo, Rita, Bilalang, Asa dll). Hal ini diindikasikan dengan sebagian besar jenis pohon di hutan alam tidak ditemukan di lahan agroforestry lahan milik. Masyarakat memanfaatkan jenis-jenis pohon untuk makanan, bahan bangunan, obat-obatan dan perkakas rumah tangga. Sebagian besar tujuan pemanfaatan adalah untuk konsumsi/subsisten, dan sebagian lainnya untuk tujuan komersil khususnya pada jenis-jenis yang dibudidayakan secara intensif.
Download file(s): Click icon to download/open file.
  File Size Description
download file 4237 KB Softcopy
Viewed in 192 times. Downloaded in 322 times.