Abstract: |
Mencintai apa yang dikerjakan menjadi filosofi hidup yang dipegang kuat oleh Ibu Hadjara Saipi, seorang wanita paruh baya yang tergabung dalam kelompok binaan AgFor Sulawesi di Desa Ayuhulalo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. Menanam berbagai macam tanaman baginya bukan lagi sekedar aktivitas sebagai petani, tetapi sudah merupakan bagian dari hidupnya. Saat masyarakat sekitar beramai-ramai menanam jagung sebagai tanaman monokultur di lahan mereka, Ibu Hadjara mempunyai pemikiran berbeda. Ia tidak hanya mengandalkan jagung, namun juga mengembangkan tanaman lain di kebun miliknya. Di kebun seluas 10 hektar, ia menanam berbagai komoditi mulai dari cengkeh, kopi, kakao, kelapa, sagu, merica, kemiri, hingga tanaman buah seperti durian, rambutan, langsat, kelengkeng, srikaya, pisang, belimbing, dan beraneka macam jeruk. Tanaman bumbu dapur seperti jahe, sirih, serai, lengkuas, dan tanaman kayu seperti jati dan mahoni pun dibudidayakan olehnya. Tercatat ada lebih dari 40 jenis tanaman di dalam kebun Ibu Hadjara. Ia menanam pohon buah dan kayu pada bagian batas luar kebun, dan menanam pohon berdaun rimbun sebagai tanaman pelindung. Walau ia baru mengenal istilah agroforestri setelah mengikuti kegiatan AgFor, namun Ibu Hadjara telah mempraktikan konsep agroforestri di kebunnya. |
|