Newsletter |
 |
|
Newsletter Title | Kiprah Agroforestri 26 - April 2017 | Author | Amy Lumban Gaol, Angga Ariestya, Dienda Citasyari Putri Hendrawan, Endri Martini, Fajar Kurniawan, Jalal, Firman, Lia Dahlia, Riyandoko, Sacha Amaruzaman and Umar | Year | 2017 | Volume | 10 | Issue Number | 1 | Pages | 1-15 | Call Number | NL00097-17 | |
Abstract: |
Pelaksanaan penyuluhan agroforestri berbasis hasil penelitian yang dilakukan oleh ICRAF sangat bermanfaat bagi para petani, yaitu berupa program-program untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas petani serta penyuluh. Harapannya dapat meningkatkan akses para pelaku penyuluhan terhadap informasi inovasi agroforestry juga meningkatkan akses terhadap informasi inovasi agroforestri terbaru untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan peningkatan produktivitas kebunnya. Cerita menarik datang dari proyek Smart Tree-Invest yang mendapatkan pencapaian cukup signifikant dalam memfasilitasi dan memperkuat kapasitas kelembagaan dari kelompok kerja (Pokja) DAS Buol untuk meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam pembangunan daerah Kabupaten Buol, membuat Pemda Kabupaten Buol tertarik untuk mereplikasi kegiatan proyek ini. Kegiatan penelitian aksi yang merupakan hasil dari kerjasama yang erat antara ICRAF dengan Pemda Kabupaten Buol bertujuan untuk meningkatkan penghidupan petani dan menjaga kualitas lingkungan dengan mempromosikan investasi bersama (coinvestment) di bidang jasa lingkungan. Kisah lainnya datang dari petani binaan Smart Tree-Invest di Kabupaten Buol, dari dua bersaudara, Abdul Aziz dan Yusran yang tergabung dalam Kelompok Belajar Sukamaju di Desa Matinan. Dengan semangat mereka sudah mempraktekkan teknik yang dipelajarinya selama satu tahun terakhir dan memberi perbaikan pada hasil kebun yang sangat menguntungkan. Bahkan Dinas Pertanian akan mereplikasi kegiatan kelompok belajar seperti yang dibina Smart Tree-Invest di tiga desa di Kecamatan Bukal. Siapa yang tidak tahu manfaat besar dari bambu, salah satu kegiatan proyek Kanoppi adalah membangun kemitraan sebagai upaya mengatasi kekurangan pasokan bamboo di kabupaten Gunungkidul. Ahmad Jujur, perajin bambu dari Desa Ngepoh menceritakan bahwa industri kerajinan bambu dirasa masih kekurangan pasokan bahan baku. Maka pada tahun 2011 Dinas Kehutanan dan Perkebunan menginisiasi program rehabilitasi bamboo dengan menanam bambu pada lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara intensif. Maraknya alih fungsi lahan di bagian hulu untuk pertanian dan pemukiman, praktik pertanian yang tidak ramah lingkungan, tingginya tingkat erosi, eksploitasi sumberdaya air yang ekstensif - baik air permukaan maupun air bawah tanah (ground water) - pertumbuhan penduduk yang tinggi di bagian hilir, tingginya tingkat pencemaran sumber air maupun sungai serta adanya bencana banjir tahunan yang melanda daerah hilir. Salah satu prioritas untuk dipulihkan fungsinya adalah DAS (Daerah Aliran Sungai) Rejoso, mengingat besarnya ancaman yang dihadapi baik di hulu, tengah maupun hilir. Kali ini Yayasan Social Investment Indonesia mengangkat kisah mengenai upaya restorasi dan konservasi tersebut. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, pada tanggal 30 Desember 2016, berkenan menyerahkan pengelolaan Hutan Adat kepada Masyarakat Adat Ammtoa, Kajang, dalam acara Pencanangan Pengakuan Hutan Adat. Presiden menilai bahwa proses yang dilakukan oleh Masyarakat Kajang dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat adat lain untuk mendapatkan hak pengakuan atas masyarakat dan hutan adatnya. Artikel lain yang tidak kalah menarik dari Presiden Joko Widodo adalah target pembangunan mega proyek listrik 35 GW pada tahun 2019, salah satunya dengan Pengembangan energi terbarukan melalui kolaborasi lintas aktor dan pemangku kepentingan sector bioenergi di Indonesia. Ada lima upaya pemerintah dalam mendorong sektor bioenergi di Indonesia, apa sajakah kelima langkah tersebut? Simak cerita lengkapnya. |
|