Working Paper Series |
 |
|
Title | Petani Menjadi Penyuluh, Mungkinkah? Sebuah Pendekatan Penyuluhan dari Petani ke Petani di Kabupaten Sumba Timur | Author | Riyandoko, Elok Mulyoutami, Pratiknyo Purnomosidhi, Asep Suryadi, Iskak Nungky Ismawan and Nikolas Hanggawali | Year | 2017 | Series Number | Working paper 260 | Number of Pages | 23 | Call Number | WP00227-17 | |
Abstract: |
Penyebarluasan inovasi agroforestri di KecamatanHaharu, Sumba Timur terkendala jauhnya jarak ke ibukota kabupaten (Waingapu).Selain itu sarana transportasi dan jumlah penyuluh pemerintah yang terbatasmenghambat petani dalam mengakses informasi, teknologi, pasar, dan finansial.Penyuluhan dari petani ke petani (farmer to farmers) merupakan satupendekatan penyuluhan yang dapat merespon tantangan jarak, keterbatasan jumlahpenyuluh dan kondisi wilayah dalam penyebarluasan inovasi. Guna mendukungpenyuluhan farmer to farmers perlu disiapkan petani penyuluh atau petanipelatih untuk melatih petani lainnya. Pelatihan bagi petani penyuluh (trainingof trainer) diadakan oleh ICRAF melalui proyek IRED di Kecamatan Haharu.Pelatihan ini bertujuan memperkuat kemampuan dasar bagi petani dalammenyebarluaskan inovasi agroforestri melalui penyuluhan kepada petani lain.Lembar kerja ini menggambarkan proses pelatihan dan kegiatan penyuluhan paska pelatihanyang dilakukan petani. Peserta pelatihan diseleksi dari sembilan desa dampinganProgram IRED di Kecamatan Haharu, Sumba Timur. Pelatihan dilakukan dalam tigagelombang pada tanggal 19 – 26 April 2017, setiap gelombang dilaksanakan selama2 hari. Materi pelatihan meliputi: dinamika kelompok; pengantar komunikasi danpenyuluhan; mengenali karakteristik peserta penyuluhan; menentukan topik danmedia penyuluhan; memfasilitasi dan mengelola penyuluhan. Sebanyak 76 petanimengikuti pelatihan, dengan komposisi petani perempuan sebesar 53,9%, dan didominasioleh petani muda dengan rentang usia (19 – 49 tahun). Pelatihan dinilaimemberikan kontribusi terhadap meningkatnya kemampuan petani penyuluh merencanakanpenyuluhan sehingga mereka merasa percaya diri dalam menjalankan kegiatanpenyuluhan farmer to farmers di desa. Kegiatan penyuluhan farmer tofarmers setelah pelatihan perlu ditingkatkan jumlahnya untuk memberi jamterbang bagi petani penyuluh. Sejalan dengan itu peningkatan kapasitas petanipenyuluh terkait teknologi dan teknik agroforestri juga dilakukan melaluikegiatan magang, pelatihan, dan studi banding. |
|