| Abstract: |
Tutupan hutan Provinsi Papua mencapai 33.8 juta hektar di tahun 2010 atau 83% dari total luasan keseluruhan Papua. Luasan ini berarti sepertiga (33%) dari luas hutan alam yang ada di seluruh Indonesia (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2014). Kondisi ini menjadikan Papua sebagai provinsi dengan kawasan berhutan terluas di Indonesia. Di Kabupaten Merauke, sebagian besar dari tutupan hutan tersebut berada dalam kondisi yang belum terganggu sehingga merupakan rumah bagi berbagai spesies endemik dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Hutan pegunungan dan dataran rendah, hutan rawa air tawar, mangrove, savana, dan padang rumput hingga ekosistem laut dan pesisir semakin memperkaya keragaman ekosistem di Kabupaten Merauke.
Dengan kondisi tersebut, Merauke memiliki potensi yang besar untuk dapat berkontribusi dalam upaya penurunan emisi dari sektor berbasis lahan di Indonesia. Namun demikian, kebutuhan Kabupaten Merauke akan pertumbuhan ekonomi juga tidak dapat dikesampingkan. Pertumbuhan penduduk dan kebutuhan peningkatan kesejahteraan mendorong diperlukannya percepatan pembangunan yang memanfaatkan sumber daya alam dan lahan, investasi skala besar, dan pengembangan berbagai aktivitas ekonomi lainnya. Guna menghindari pembangunan yang berpotensi merusak sumber daya alam, dibutuhkan proses perencanaan pembangunan berkelanjutan yang salah satu bentuknya ada penyusunan strategi pembangunan rendah emisi (Low Emission Development/LED Strategy) di Kabupaten Merauke. |
|
