Abstract: |
Kalimantan Barat telah mengalami perubahan lahan yang cukup besar dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, terutama dari areal penggunaan lahan yang berhutan ke areal penggunaan pertanian, dengan tutupan lahan hutan yang tersisa berada di daerah-daerah hulu sungai. Adapun pemicu utama dari perubahan lahan yang sudah terjadi adalah adanya peningkatan permintaan produk-produk pertanian secara lokal maupun global, dan terjadi peningkatan populasi manusia, yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan sumber-sumber penghidupan baru yang berbasis lahan. Perubahan-perubahan dalam penggunaan lahan dan tutupan lahan telah diketahui merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca di banyak tempat di Indonesia, termasuk di Kalimantan Barat. Emisi gas rumah kaca menyebabkan adanya peningkatan suhu global dan kejadian cuaca ekstrim. Pengaruh perubahan penggunaan lahan di tingkat tapak terasa melalui adanya peningkatan suhu udara dan menurunnya kapasitas penyangga Daerah Aliran Sungai (DAS), dan menyebabkan bentang alam dan sumber penghidupan rentan terdampak negatif bila ada kejadian ekstrim akibat perubahan iklim. Dampak dari perubahan iklim untuk Kalimantan Barat mungkin perlu diperhatikan terutama karena Kalimantan Barat memiliki 2 pola curah hujan yang menyebabkan provinsi ini mudah terekspos terhadap adanya dampak dari perubahan iklim yang diakibatkan oleh perubahan kedua pola curah hujan tersebut. |
|