Desa Sungai Asam, yang terletak di Kawasan Hidrologis Gambut (KHG) Sungai Kapuas – Sungai Terentang, memiliki lima dusun, dengan dua di antaranya berada pada lahan gambut berkedalaman sekitar 2 meter. Akses jalan darat cukup baik dan dapat dilalui kendaraan roda empat. Tutupan lahan utama desa ini adalah hutan sekunder di lahan gambut dengan kedalaman 4–8 meter, diikuti oleh kebun kelapa sawit milik perusahaan perkebunan dan masyarakat, kebun campuran berbasis karet, serta kebun tanaman semusim yang didominasi nanas. Sebagai salah satu penghasil nanas di Kabupaten Kubu Raya, desa ini menghadapi tantangan berupa rendahnya harga buah nanas segar di tingkat petani serta serangan hama dan penyakit yang menyebabkan kematian tanaman secara meluas. Agroforestri berbasis tanaman buah-buahan, yang mengombinasikan nanas sebagai tanaman semusim dengan durian dan matoa, diharapkan dapat meningkatkan keragaman hasil kebun sekaligus mengurangi sebaran hama dan penyakit pada nanas. Rancangan agroforestri yang diterapkan dalam demoplot menjadi contoh yang dapat ditiru oleh petani. Pelatihan untuk peningkatan kapasitas petani juga dilakukan agar sesuai dengan model usahatani yang diterapkan. |