Ekosistem gambut di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat, menghadapi ancaman degradasi lahan yang signifikan akibat pembukaan lahan untuk pertanian, kebakaran, dan eksploitasi yang tidak berkelanjutan. Praktik agroforestri dengan penerapan Good Agriculture Practice (GAP) menjadi solusi terbaik untuk pengelolaan lahan gambut yang lestari. Salah satu komoditas andalan yang cocok untuk lahan gambut adalah nanas (Ananas comosus), yang memiliki keunggulan waktu panen singkat dan dapat dikombinasikan dengan tanaman peneduh seperti matoa dan durian. Penanaman matoa dan durian tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi melalui hasil buah jangka panjang, tetapi juga meningkatkan kualitas ekosistem. Melalui praktik agroforestri ini, petani memperoleh hasil yang beragam sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan keberlanjutan lahan gambut. |