Ekosistem gambut memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan, mendukung mitigasi perubahan iklim, dan menyediakan sumber daya bagi masyarakat. Namun, di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, ekosistem ini mengalami degradasi signifikan akibat kebakaran hutan, praktik perkebunan tidak berkelanjutan, dan ekspansi kelapa sawit monokultur yang menyebabkan pengeringan gambut secara ekstensif. Sistem agroforestri kopi liberika (Coffea liberica) dan karet (Hevea brasiliensis) muncul sebagai alternatif potensial untuk mengurangi degradasi lahan gambut sekaligus merevitalisasi mata pencaharian masyarakat. Sistem ini memiliki adaptabilitas tinggi terhadap kondisi lahan gambut, meminimalkan kebutuhan drainase, serta menawarkan potensi ekonomi yang signifikan. Analisis perbandingan antara desain monokultur dan agroforestri menunjukkan bahwa agroforestri kopi liberika–karet lebih unggul dalam mendukung keberlanjutan ekosistem gambut dan meningkatkan pendapatan petani. Pengembangan agroforestri ini juga menjanjikan ketahanan petani terhadap perubahan iklim serta mampu memenuhi permintaan pasar kopi yang terus meningkat. Dengan demikian, penerapan sistem ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberikan solusi ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat gambut. |