Abstract: |
Pembukaan hutan yang meluas menjadi lahan monoku1tur kopi meyebabkan terjadinya perubahan hidrologi DAS Way Besai yaitu degradasi struktur tanah. Dampak negatif yang nyata dari degradasi struktur tanah adalah perubahan kualitas tanah dengan indikator perubahan pergerakan air dalam tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengevaluasi konduktivitas hidraulik tanah sebagai akibat perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi lahan kopi monokultur dan (2) melakukan uji pedotransfer untuk tanah-tanah di DAS Way Besai
Hipotesis dalam penelitian ini adalah (1) tanah-tanah di hutan mempunyai konduktivitas hidraulik lebih tinggi daripada lahan kopi monokultur. Akibat pernbukaan hutan rnenjadi perkebunan rnonokultur kopi akan rnengalarni degradasi struktur tanah dengan indikator terjadinya penurunan konduktivitas hidraulik tanah (3) pedotransfer dapat rnemprediksi konduktivitas hidraulik di tanah-tanah daerah aliran sungai (DAS) Way Besai dengan akurat,
Penelitian dilakukan di Dusun Bodong yang termasuk dalam Wilayah DAS Way Besai, Sumber .Jaya Larnpung Barat selarna bulan Februari-Juni 2001 dan di laboratoriurn selarna bulan Juli-Agustus 2001.Penelitian ini rnerupakan bentuk kerjasarna ICRAF (International Center for Research in Agroforestry) dengan Brawijaya (Fakultas Pertanian, Jurusan Tanah). Perlakuan yang diterapkan antara lain plot hutan dan kopi 1,3,7,10 tahun dengan pengukuran (1) konduktivitas hidraulik jenuh dengan metode constan head (2) konduktivitas hidraulik tidak jenuh dengan metode hot air (3) konduktivitas hidraulik tidak jenuh dengan rnetode instantaneous profile (neutron probe) dan (4) konduktivitas hidraulik dengan simulasi pedotransfer menggunakan input utama BOT, debu, liat dan BI. Analisa statistik konduktivitas hidraulik jenuh dengan general analysis of variance di Genstat 5.0, konduktivitas hidraulik tidak jenuh dengan simple linier regression with group di Genstat 5.0 (termasuk rnetode hot air, instantaneous profile dan simulasi).
Hasil pengamnatan konduktivitas hidraulik jenuh rnenunjukkan variasi data yang beragarn dan tidak sesuai dengan pengamatan infiltrasi di lapangan. Hasil pengamatan konduktivitas hidraulik tidak jenuh di laboratoriurn rnenunjukkan variasi data yang kecil sehingga tidak menunjukkan perubahan di hutan dan di kopi. Hasil pengukuran kadar air rnenunjukkan proses pengeringan yang larnbat, dimana kadar air tanah berada pada kondisi jenuh. Hasil pengukuran konduktivitas hidraulik di simulasi rnenunjukkan trend kurva dengan basil keeratan yang tinggi (R2=0.99) dan rnenghasilkan nilai konduktivitas hidraulik yang lebih tinggi daripada pengukuran di laboratorium pada kadar air tanah yang sarna. Narnun, pada penurunan kadar air tanah yang sama rnenunjukkan kehilangan air lebih lambat di simulasi pedotransfer daripada di laboratorium (ditunjukkan pada slope yang lebih rendah). |
|