Abstract: |
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi terhadap peningkatan seluruh sektor kebutuhan hidup termasuk kebutuhan akan pangan dan kayu. Dalam usaha pemenuhan kebutuhan pangan dan kayu tersebut mendorong terjadinya pembukaan hutan untk lahan pertanian maupun industri. Perubahan sistem penggunaan lahan menyebabkan penurunan cadangan karbon pada suatu ekosistem, karena adanya kehilangan yang cepat dari biomas di atas permukaan tanah dan penurunan secara gradual pada bahan organik tanah.
Total keseluruhan kandungan karbon yang terdapat di dalam biomas dan di dalam tanah disebut C-stok atau cadangan karbon (murdiyarso, 1994). Perubahan ekosistem akan memberi dampak terhadap siklus giogeokimia, terhadap emisi gas rumah kaca yang akan mempengaruhi iklim global. Pada sistem pertanian akan menurunkan level bahan organik tanah dan memberi kontribusi pada penambahan konsentrai CO2 (Toughton et al., 1983 dalam Collins et al, 1999).
Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi cadangan karbon (C) di atas permukaan tanah pada sistem hutan industri, dan agroforestri kopi sederhana dan agroforestri kopi komplek di daerah Ngantang, Kabupaten Malang. Hipotesa pada penelitian ini cadangan karbon (C) pada sistem sgroforestri lebih besar dibandingkan pada sistem hutan industri.
Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik Perum Perhutani dan lahan petani di Dususn Selokurung, Desa Kaumrejo dan Waturejo, Ngantang, Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulang April - Juni 2001. Penelitian di lapang dilakukan untuk menentukan berat kering biomasa tanaman secara destruktif dan non destruktif serta pengambilan contoh tanah. Analisa tanah dilakukan di Laboratorium kimia tanah dan fisika tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.
Hasil dari pembuatan persamaan allometrik untuk tanaman kopi dan pisang yang digunakan untuk mengestimasi berat kering biomasa kedua tanaman tersebut pada metode non destruktif. Persamaan yang diperoleh adalah Y = (0,465X2,0918)W untuk kopi dan untuk pisang Y = (3,6578X0,5177)W, dimana X adalah diameter dan W adalah berat jenis tanaman.
Pembukaan lahan hutan I menjadi agroforestri sederhana telah mengakibatkan kehilangan cadangan karbon sebesar 152,91 Mg/ha atau sekitar 80% dan pada hutan II yang diubah menjadi agroforestri komplek terjadi penurunan cadangan karbon sebesar 65% atau 126,08 Mg/ha. Sedangkan status unsur hara (C, N, P, K, Ca, Na, Mg serta pH) akibat pembuatan hutan pinus menjadi agroforestri komplek dan sederhana secara umum meningkat. Terhadap sifat fisik berat isi tanah juga terjadi peningkatan. Tetapi secara statistik kenaikan pada sifat kimia dan fisika tanah tersebut tidak berbeda nyata (p<0.05).
Cadangan karbon bahan organik tanah (BOT) pada kedalaman 0-5 cm mengalami penurunan 54%, 5-10 turun 35%, 10-20 turun 56% dan 20-40 turun 25% jika diubah menjadi agroforestri sederhana. Sedangkan jika diubah menjadi agroforestri komplek mengalami penurunan cadangan karbon pada kedalaman 0-5 cm mengalami penurunan 37%, 5-10 turun 29%, 10-20 turun 31% dan 20-40 turun 30%.
Perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi agroforestri mengakibatkan penurunan cadangan karbon. Dari hasil uji korelasi antara cadangan karbon dengan POM C halus, kasar dan total menunjukkan korelasi yang nyata dengan r masing-masing 0.948; 0,921 dan 0,891. Sedangkan
cadangan karbon tidak menunjukkan korelasi yang nyata terhadap C total (r=0,125) dan kejenuhan C (r=0,167) |
|